Sabtu, 29 November 2008

OSIS SMPN 2 KRIAN punya program pengelolaan Sampah

SMP Negeri 2 Krian sebagai lembaga pendidikan dan tempat berkumpulnya siswa dan guru dalam berbagai aktifitas pendidikan tidak luput dari hal Sampah. Sebagian besar aktifitas tentu menghasilkan sampah, baik sedikit maupun banyak.

Definisi sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula. Sampah sendiri terbagi menjadi 2 jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik.

1. Sampah Organik
Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.

2. Sampah Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.

Komposter
Menurut lembaga Jepang JICA, setiap orang menghasilkan sampah sekitar 2,5 liter per hari, dan 60% dari sampah itu adalah sampah organik. Sampah organik ini sangat potensial untuk dijadikan kompos, yang merupakan bahan organik yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Proses pengolahan kompos ada beberapa cara. Yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah khususnya pemerintah Kotamadya Surabaya adalah alat yang disebut Komposter. Komposter yang umum dibuat masyarakat saat ini terdiri dari 2 macam yaitu model Takakura dan model Aerobic.

Model Takakura ditemukan oleh Mr. Takakura dari Jepang dan dikembangkan oleh Pusdakota Universitas Surabaya (Ubaya). Model Komposter ini cocok untuk skala rumah tangga. Dan meletakkannya sangat mudah yaitu cukup didalam rumah, bisa di dapur, teras rumah, bahkan bisa di ruang tamu. Hal ini karena Komposter model Takakura tidak berbau dan alatnya cukup sederhana yaitu dari keranjang plastik dan dalamnya diberi kerdus bekas.





Sedangkan model Komposter yang cocok untuk sekolah kita adalah Komposter Aerobic. Model Komposter ini dikembangkan oleh PT Unilever dan sudah banyak dipakai di perumahan-perumahan di Surabaya seperti Jambangan, Kebonsari, Wonokromo, Rungkut dan juga ada di lingkungan perumahan saya yaitu Sumput Asri Driyorejo Gresik he... he... he...

Dengan kita mengembangkan program Komposter Aerob ini, nantinya akan bisa mengurangi sampah SMP Negeri 2 Krian sampai +/- 60% dan hasilnya bisa kita pakai untuk pupuk tanaman di sekolah kita. Dan kalau lebih, kemungkinan bisa kita jual, sekalian belajar cari duit he..he.. he...

Sedangkan yang tak kalah pentingnya dalam pengelolaan sampah ini adalah pengelolaan sampah Anorganik. Setahu saya sih, sampah anorganik dari sekolah kita yang banyak adalah sampah-sampah kertas. Ya kertas sobekan buku, kertas-kertas coretan, dan bahkan kertas hasil ulangan yang dapat nilai jelek (dibuang,... takut ketahuan ortu keli yee’...). Kertas-kertas ini kalau kita kumpulkan pasti laku dijual. Pembelinya ada disekitar kita. Ya sekalian latihan jadi pengusaha kertas bekas he.. he… he…

Baiklah untuk mensukseskan program OSIS ini yang harus kita lakukan bersama adalah :
1. Membuat alat Komposter Aerobic (mungkin bisa kita minta dana dari Sekolah atau buat proposal ke Pabrik)
2. Memisahkan sampah organik dan sampah anorganik dan menempatkannya pada tempatnya masing-masing.
3. Memasukkan sampah organik kedalam Komposter (kalau bisa dirajang agar cepat jadi Kompos)
4. Memilah sampah anorganik sesuai jenisnya masing-masing, misalnya kumpulan kertas bekas, kumpulan plastik bekas, kumpulan Botol-Botol bekas. Dan kemudian sampah anorganik yang memang tidak bernilai seperti Batu Baterai, potongan kain, ranting pohon dan lainnya dikumpulkan untuk dibuang atau dibakar.
5. Menjual sampah anorganik yang telah terpilah kepada pembeli atau pengepul
6. Memanen pupuk organik dari Komposter yang siap dipanen untuk nantinya dipakai pemupukan tanaman-tanaman yang ada di sekolah. Kalau pupuk komposnya lebih, bisa kita saring dan dibungkus pakai plastik, lalu dijual melalui penjual tanaman.

Program ini akan berhasil jika semua pengurus OSIS, Bapak Ibu Guru terutama Guru Pembina OSIS, semua siswa dan tentunya Petugas sekolah (Pak Kebun) dapat bekerjasama bahu membahu mensukseskan program ini.

10 komentar:

  1. Kalau program ini bisa jalan, saya yakin insyaAllah akan ditiru sekolah-sekolah lain

    Warga spendaka

    BalasHapus
  2. Pak Ketua OSIS ini nampang apa mau jadi Pak Sampah. Sorry hanya bergurau kok...
    OK keren deh kalau OSIS punya program lingkungan. "HIDUP SPENDAKA"

    Dari Alumni spendaka

    BalasHapus
  3. saya irwan saya berharap smp 2 krian bisa lebih majuh lagi dari padah saat ini harapan saya dan anak kelas 7h

    BalasHapus
  4. saya berharap smp 2 krian bisa lebih sukses

    BalasHapus
  5. mantab dan bagus banget nich blognya, kunjungan balik ya bro di download ebook gratis =p

    BalasHapus
  6. Ikuti Kompetisi Cerdas Cermat Online !!
    Dan raih total hadiah puluhan juta rupiah !

    BalasHapus
  7. Jasa SEO Malang,
    Membantu meningkatkan posisi website di Halaman pertama hasil pencarian Google.

    BalasHapus
  8. Author blog ini silahkan menyerahkan email dan passwordnya di direct message instagram @osis_spendaka agar difungsikan kembali. Terima kasih.

    BalasHapus